Ibuku adalah seorang yang luar biasa. Ia mengajarkanku banyak hal tentang kehidupan ini. Ibuku sering bertanya padaku apa bagian tubuh yang paling penting. Bertahun-tahun, aku selalu menebak dengan jawaban yang aku anggap benar.
Ketika aku muda, aku pikir suara adalah yang paling penting bagi kita sebagai manusia, jadi aku jawab, "Telinga, Bu." Jawabnya, "Bukan. Banyak orang yang tuli.. Tapi, teruslah memikirkannya karena aku akan menanyakanmu lagi nanti."
Beberapa tahun kemudian sebelum dia bertanya padaku lagi. Sejak jawaban pertama, kini aku yakin jawaban kali ini pasti benar. Jadi, kali ini aku memberitahukannya, "Bu, penglihatan sangat penting bagi
semua orang, jadi pastilah mata kita."
Dia memandangku dan berkata, "Kamu belajar dengan cepat, tapi jawabanmu masih salah karena banyak orang yang buta."
Gagal lagi, aku meneruskan usahaku mencari jawaban baru dan dari tahun ke tahun, Ibu terus bertanya padaku beberapa kali dan jawaban dia selalu, "Bukan. Tapi, kamu makin pandai dari tahun ke tahun, anakku."
Akhirnya tahun lalu, kakekku meninggal. Semua keluarga sedih. Semua menangis. Bahkan, ayahku menangis. Aku sangat ingat itu karena itulah saat kedua kalinya aku melihatnya menangis. Ibuku memandangku ketika tiba giliranku untuk mengucapkan selamat tinggal pada kakek.
Dia bertanya padaku, "Apakah kamu sudah tahu apa bagian tubuh yang paling penting, sayang?"
Aku terkejut ketika Ibu bertanya pada saat seperti ini. Aku sering berpikir, ini hanyalah permainan antara Ibu dan aku.
Ibu melihat kebingungan di wajahku dan memberitahuku, "Pertanyaan ini penting. Ini akan menunjukkan padamu apakah kamu sudah benar-benar "hidup". Untuk semua bagian tubuh yang kamu beritahu padaku dulu, aku selalu berkata kamu salah dan aku telah memberitahukan kamu kenapa. Tapi, hari ini adalah hari di mana kamu harus belajar pelajaran yang sangat penting."
Dia memandangku dengan wajah keibuan. Aku melihat matanya penuh dengan air mata. Dia berkata, "Sayangku, bagian tubuh yang paling penting adalah bahumu."
Aku bertanya, "Apakah karena fungsinya untuk menahan kepala?" Ibu membalas, "Bukan, tapi karena bahu dapat menahan kepala seorang teman atau orang yang kamu sayangi ketika mereka menangis. Kadang-kadang dalam hidup ini, semua orang perlu bahu untuk menangis. Aku cuma berharap agar kamu punya cukup kasih sayang dan teman-teman kamu selalu punya bahu untuk menangis kapan pun mereka membutuhkannya."
Akhirnya, aku tahu, bagian tubuh yang paling penting adalah tidak
menjadi orang yang mementingkan diri sendiri. Tapi, simpati terhadap
penderitaan yang dialamin oleh orang lain. Orang akan melupakan apa
yang kamu katakan... Orang akan melupakan apa yang kamu lakukan... Tapi, orang TIDAK akan pernah lupa bagaimana kamu membuat mereka berarti......
*trima kasih untuk para sahabatku.. Yang selalu bersedia memberikan bahunya ketika aku merasa sangat sedih.. Bahumu.. Membuat ku merasa tidak sendirian.. Memberikan sebuah kekuatan agarku lbh tegar menghadapi hal2 yang terberat dlm hidup.....
Smoga kita smua bs belajar memberikan kehangatan yang tulus walaupun hanya dengan memberikan sebuah bahu untuk org lain menangis..
Best friends forever..
welcome to my zona
Minggu, 20 Februari 2011
Sabtu, 19 Februari 2011
pahlawan dibalik layar
Beberapa tahun yang silam, seorang pemuda terpelajar dari Semarang sedang berpergian naik pesawat ke Jakarta.
Di sampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur.
Si Pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan.
”Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta ?” tanya si Pemuda.
“Oh… Saya mau ke Jakarta terus “connecting flight” ke Singapore
nengokin anak saya yang ke dua” jawab ibu itu.
”Wouw….. hebat sekali putra ibu, pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak. Pemuda itu merenung. Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan pertanyaannya.
”Kalau saya tidak salah, anak yang di Singapore tadi, putra yang kedua ya Bu??
Bagaimana dengan adik-adiknya??”
Oh ya, si Ibu bercerita dengan tenang dan mimik santai:
“Anak saya yang ketiga seorang Dokter di Malang,
yang keempat kerja di Perkebunan di Lampung,
yang kelima menjadi Arsitek di Jakarta,
yang keenam menjadi Kepala Cabang Bank di Purwokerto,
yang ke tujuh menjadi Dosen di Semarang.””
Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak-anaknya
dengan sangat baik, dari anak kedua sampai ke tujuh. Si Pemuda tergelitik untuk menanyakan anak ibu yang pertama karena daritadi si Ibu tidak pernah bercerita tentangnya.
”terus bagaimana dengan anak pertama ibu?”
Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab,
”anak saya yang pertama Petani di Godean Jogja nak. Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar “
Pemuda itu segera menyahut, “Maaf ya Bu, ibu agak kecewa ya dengan anak pertama ibu? Adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaannya, sedang dia hanya menjadi petani?“
Dengan tersenyum ibu itu menjawab,
” Ooo …tidak, tidak begitu nak…. Justru saya paling bangga dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani”.
Orang bijak berkata: “Hal yang paling penting adalah BUKAN SIAPA ANDA, TETAPI APA YANG TELAH ANDA PERBUAT”
Di sampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur.
Si Pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan.
”Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta ?” tanya si Pemuda.
“Oh… Saya mau ke Jakarta terus “connecting flight” ke Singapore
nengokin anak saya yang ke dua” jawab ibu itu.
”Wouw….. hebat sekali putra ibu, pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak. Pemuda itu merenung. Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan pertanyaannya.
”Kalau saya tidak salah, anak yang di Singapore tadi, putra yang kedua ya Bu??
Bagaimana dengan adik-adiknya??”
Oh ya, si Ibu bercerita dengan tenang dan mimik santai:
“Anak saya yang ketiga seorang Dokter di Malang,
yang keempat kerja di Perkebunan di Lampung,
yang kelima menjadi Arsitek di Jakarta,
yang keenam menjadi Kepala Cabang Bank di Purwokerto,
yang ke tujuh menjadi Dosen di Semarang.””
Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak-anaknya
dengan sangat baik, dari anak kedua sampai ke tujuh. Si Pemuda tergelitik untuk menanyakan anak ibu yang pertama karena daritadi si Ibu tidak pernah bercerita tentangnya.
”terus bagaimana dengan anak pertama ibu?”
Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab,
”anak saya yang pertama Petani di Godean Jogja nak. Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar “
Pemuda itu segera menyahut, “Maaf ya Bu, ibu agak kecewa ya dengan anak pertama ibu? Adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaannya, sedang dia hanya menjadi petani?“
Dengan tersenyum ibu itu menjawab,
” Ooo …tidak, tidak begitu nak…. Justru saya paling bangga dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani”.
Orang bijak berkata: “Hal yang paling penting adalah BUKAN SIAPA ANDA, TETAPI APA YANG TELAH ANDA PERBUAT”
Jumat, 11 Februari 2011
paku
Pernah ada anak lelaki dengan watak buruk. Ayahnya memberi dia sekantung penuh paku, dan menyuruh memaku satu batang paku di pagar pekarangan setiap kali dia kehilangan kesabarannya atau berselisih paham dengan orang lain.
Hari pertama dia memaku 37 batang di pagar. Pada minggu-minggu berikutnya dia belajar untuk menahan diri, dan jumlah paku yang dipakainya berkurang dari hari ke hari. Dia mendapatkan bahwa lebih gampang menahan diri daripada memaku di pagar.
Akhirnya tiba hari ketika dia tidak perlu lagi memaku sebatang paku pun dan dengan gembira disampaikannya hal itu kepada ayahnya.
Ayahnya kemudian menyuruhnya mencabut sebatang paku dari pagar setiap hari bila dia berhasil menahan diri/bersabar. Hari-hari berlalu dan akhirnya tiba harinya dia bisa menyampaikan kepada ayahnya bahwa semua paku sudah tercabut dari pagar.
Sang ayah membawa anaknya ke pagar dan berkata: ”Anakku, kamu sudah berlaku baik, tetapi coba lihat betapa banyak lubang yang ada di pagar.”
Pagar ini tidak akan kembali seperti semula. Kalau kamu berselisih paham atau bertengkar dengan orang lain, hal itu selalu meninggalkan luka seperti pada pagar.
Kau bisa menusukkan pisau di punggung orang dan mencabutnya kembali, tetapi akan meninggalkan luka. Tak peduli berapa kali kau meminta maaf dan menyesal, lukanya tinggal. Luka melalui ucapan sama perihnya seperti luka fisik. Kawan-kawan adalah perhiasan yang langka. Mereka membuatmu tertawa dan memberimu semangat. Mereka bersedia mendengarkan jika itu kau perlukan, mereka menunjang dan membuka hatimu. Tunjukkanlah kepada teman-temanmu betapa kau menyukai mereka.
”Keindahan persahabatan adalah bahwa kamu tahu kepada siapa kamu dapat mempercayakan rahasia.” (Alessandro Manzoni)
Hari pertama dia memaku 37 batang di pagar. Pada minggu-minggu berikutnya dia belajar untuk menahan diri, dan jumlah paku yang dipakainya berkurang dari hari ke hari. Dia mendapatkan bahwa lebih gampang menahan diri daripada memaku di pagar.
Akhirnya tiba hari ketika dia tidak perlu lagi memaku sebatang paku pun dan dengan gembira disampaikannya hal itu kepada ayahnya.
Ayahnya kemudian menyuruhnya mencabut sebatang paku dari pagar setiap hari bila dia berhasil menahan diri/bersabar. Hari-hari berlalu dan akhirnya tiba harinya dia bisa menyampaikan kepada ayahnya bahwa semua paku sudah tercabut dari pagar.
Sang ayah membawa anaknya ke pagar dan berkata: ”Anakku, kamu sudah berlaku baik, tetapi coba lihat betapa banyak lubang yang ada di pagar.”
Pagar ini tidak akan kembali seperti semula. Kalau kamu berselisih paham atau bertengkar dengan orang lain, hal itu selalu meninggalkan luka seperti pada pagar.
Kau bisa menusukkan pisau di punggung orang dan mencabutnya kembali, tetapi akan meninggalkan luka. Tak peduli berapa kali kau meminta maaf dan menyesal, lukanya tinggal. Luka melalui ucapan sama perihnya seperti luka fisik. Kawan-kawan adalah perhiasan yang langka. Mereka membuatmu tertawa dan memberimu semangat. Mereka bersedia mendengarkan jika itu kau perlukan, mereka menunjang dan membuka hatimu. Tunjukkanlah kepada teman-temanmu betapa kau menyukai mereka.
”Keindahan persahabatan adalah bahwa kamu tahu kepada siapa kamu dapat mempercayakan rahasia.” (Alessandro Manzoni)
Selasa, 01 Februari 2011
urusan antara engkau dan tuhanmu
Orang sering keterlaluan, tidak logis, dan hanya mementingkan diri sendiri; bagaimanapun, maafkanlah mereka
Bila engkau baik hati, bisa saja orang lain menuduhmu punya pamrih; bagaimanapun, berbaik hatilah
Bila engkau sukses, engkau akan mendapat beberapa teman palsu, dan beberapa yang sejati; bagaimanapun, jadilah sukses
Bila engkau jujur dan terbuka, mungkin saja orang lain akan menipumu; bagaimanapun, jujur dan terbukalah
Apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun, mungkin saja dihancurkan orang lain hanya dalam semalam; bagaimanapun, bangunlah
Bila engkau mendapat ketenangan dan kebahagiaan, mungkin saja orang lain jadi iri; bagaimanapun, berbahagialah
Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin saja besok sudah dilupakan orang; bagaimanapun, berbuat baiklah
Bagaimanapun, berikan yang terbaik dari dirimu. Engkau lihat, akhirnya ini adalah urusan antara engkau dan Tuhanmu; bagaimanapun ini bukan urusan antara engkau dan mereka
Bila engkau baik hati, bisa saja orang lain menuduhmu punya pamrih; bagaimanapun, berbaik hatilah
Bila engkau sukses, engkau akan mendapat beberapa teman palsu, dan beberapa yang sejati; bagaimanapun, jadilah sukses
Bila engkau jujur dan terbuka, mungkin saja orang lain akan menipumu; bagaimanapun, jujur dan terbukalah
Apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun, mungkin saja dihancurkan orang lain hanya dalam semalam; bagaimanapun, bangunlah
Bila engkau mendapat ketenangan dan kebahagiaan, mungkin saja orang lain jadi iri; bagaimanapun, berbahagialah
Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin saja besok sudah dilupakan orang; bagaimanapun, berbuat baiklah
Bagaimanapun, berikan yang terbaik dari dirimu. Engkau lihat, akhirnya ini adalah urusan antara engkau dan Tuhanmu; bagaimanapun ini bukan urusan antara engkau dan mereka
Minggu, 30 Januari 2011
kisah 3 orang anak
Ada seorang tua berupaya agar ketiga anaknya memperoleh lebih banyak pengalaman hidup. Suatu saat ia berkata kepada ketiga anaknya itu.
"Kalian pergilah merantau, setelah 3 bulan kalian kembali kerumah, ceritakan pengalaman yang paling berkesan selama kalian merantau, saya akan melihat perbuatan diantara kalian bertiga yang paling bisa dibanggakan,” katanya.
Ketiga anaknya setelah mendengar perkataan bapaknya, mulai melakukan perjalanan.
Tiga bulan berselang, mereka bertiga sudah kembali ke rumah, bapaknya bertanya kepada mereka perbuatan yang paling bangga yang telah mereka lakukan. Satu persatu anak-anaknya mengisahkan pengalaman mereka.
"Saya bertemu dengan seseorang, dia menitipkan sekantong permata berharga kepada saya, dia sendiri tidak tahu berapa jumlah permata didalam kantong itu, jika saya mengambil beberapa butir dia juga tidak akan tahu, ketika orang ini mengambil titipannya, saya menyerahkan seperti semula tanpa saya buka sama sekali,” kisah si anak sulungnya.
Setelah mendengar cerita anak sulungnya itu, bapaknya berkata kepadanya.
"Ini hal yang memang harus engkau lakukan, jika engkau mengambil beberapa butir, coba engkau pikirkan engkau akan berubah menjadi orang apakah?” komentar si Bapak.
Putra sulungnya mendengar komentar bapaknya, menganggapnya benar lalu pergi mengundurkan diri. Anak keduanya ganti menceritakan pengalamannya.
“Suatu hari saya melihat ada seorang anak kecil terjatuh di air, saya lalu menolongnya, keluarganya memberi saya hadiah besar, saya tidak menerimanya,” cerita anak kedua.
Mendengar kisah anak keduanya itu, bapaknya mengatakan kepadanya.
“Inipun memang yang seharusnya engkau lakukan, jika engkau melihat anak kecil itu mati tenggelam, apakah hatimu bisa tenang?" kata Bapaknya.
Setelah anak kedua mendengar komentar bapaknya itu, ia tidak berkata apapun. Lalu anaknya yang paling bungsu mengisahkan juga pengalamannya.
“Pada suatu hari saya melihat seorang yang sakit pingsan dipinggir jurang di jalan pegunungan, jika sedikit membalikkan badan saja sudah akan terjatuh dalam jurang, saya mendekatinya melihat, orang itu rupanya adalah musuh besar saya, dahulu beberapa kali saya berpikir untuk membalas dendam, tetapi tidak punya kesempatan, sekarang kesempatan ini muncul, saya tidak memerlukan tenaga mendorong, dia sudah akan terjatuh ke dalam jurang, tetapi saya mengantarnya pulang ke rumah,” kisah anak bungsu.
Bapaknya tidak menunggu dia habis berbicara, lalu dengan memuji ia mengatakan kepadanya.
“Perbuatan kedua kakakmu melakukan hal yang memang secara hati nurani dilakukan setiap orang, tetapi perbuatanmu dengan budi membalas rasa dendam, itu adalah perbuatan yang sangat terpuji.”
Melakukan perbuatan yang memang harus dilakukan, adalah hal yang wajar yang tidak mengkhianati hati nurani, tetapi melakukan perbuatan yang tidak ingin dilakukan, barulah hal itu membuat hati nurani ini dapat bersinar terang.
Cerita diatas, mengisahkan ketiga bersaudara ini melakukan hal yang tidak menyimpang dari permintaan hati nurani, anak sulung tidak tamak, anak kedua menolong orang yang kesusahan, kedua perbuatan ini adalah hal yang wajib dan memang seharusnya dilakukan oleh semua manusia. Sedangkan anak bungsu yang mempunyai dada yang lapang dan mau memaafkan musuhnya, malahan menolong musuhnya, hati nuraninya menyuruh dia tidak melakukan hal yang jahat, malahan bisa melakukan perbuatan baik yang tidak semua orang bisa lakukan, terlihat dari sini dia melupakan seorang yang bisa menjadi panutan bagi orang lain.
Semoga bermanfaat
"Kalian pergilah merantau, setelah 3 bulan kalian kembali kerumah, ceritakan pengalaman yang paling berkesan selama kalian merantau, saya akan melihat perbuatan diantara kalian bertiga yang paling bisa dibanggakan,” katanya.
Ketiga anaknya setelah mendengar perkataan bapaknya, mulai melakukan perjalanan.
Tiga bulan berselang, mereka bertiga sudah kembali ke rumah, bapaknya bertanya kepada mereka perbuatan yang paling bangga yang telah mereka lakukan. Satu persatu anak-anaknya mengisahkan pengalaman mereka.
"Saya bertemu dengan seseorang, dia menitipkan sekantong permata berharga kepada saya, dia sendiri tidak tahu berapa jumlah permata didalam kantong itu, jika saya mengambil beberapa butir dia juga tidak akan tahu, ketika orang ini mengambil titipannya, saya menyerahkan seperti semula tanpa saya buka sama sekali,” kisah si anak sulungnya.
Setelah mendengar cerita anak sulungnya itu, bapaknya berkata kepadanya.
"Ini hal yang memang harus engkau lakukan, jika engkau mengambil beberapa butir, coba engkau pikirkan engkau akan berubah menjadi orang apakah?” komentar si Bapak.
Putra sulungnya mendengar komentar bapaknya, menganggapnya benar lalu pergi mengundurkan diri. Anak keduanya ganti menceritakan pengalamannya.
“Suatu hari saya melihat ada seorang anak kecil terjatuh di air, saya lalu menolongnya, keluarganya memberi saya hadiah besar, saya tidak menerimanya,” cerita anak kedua.
Mendengar kisah anak keduanya itu, bapaknya mengatakan kepadanya.
“Inipun memang yang seharusnya engkau lakukan, jika engkau melihat anak kecil itu mati tenggelam, apakah hatimu bisa tenang?" kata Bapaknya.
Setelah anak kedua mendengar komentar bapaknya itu, ia tidak berkata apapun. Lalu anaknya yang paling bungsu mengisahkan juga pengalamannya.
“Pada suatu hari saya melihat seorang yang sakit pingsan dipinggir jurang di jalan pegunungan, jika sedikit membalikkan badan saja sudah akan terjatuh dalam jurang, saya mendekatinya melihat, orang itu rupanya adalah musuh besar saya, dahulu beberapa kali saya berpikir untuk membalas dendam, tetapi tidak punya kesempatan, sekarang kesempatan ini muncul, saya tidak memerlukan tenaga mendorong, dia sudah akan terjatuh ke dalam jurang, tetapi saya mengantarnya pulang ke rumah,” kisah anak bungsu.
Bapaknya tidak menunggu dia habis berbicara, lalu dengan memuji ia mengatakan kepadanya.
“Perbuatan kedua kakakmu melakukan hal yang memang secara hati nurani dilakukan setiap orang, tetapi perbuatanmu dengan budi membalas rasa dendam, itu adalah perbuatan yang sangat terpuji.”
Melakukan perbuatan yang memang harus dilakukan, adalah hal yang wajar yang tidak mengkhianati hati nurani, tetapi melakukan perbuatan yang tidak ingin dilakukan, barulah hal itu membuat hati nurani ini dapat bersinar terang.
Cerita diatas, mengisahkan ketiga bersaudara ini melakukan hal yang tidak menyimpang dari permintaan hati nurani, anak sulung tidak tamak, anak kedua menolong orang yang kesusahan, kedua perbuatan ini adalah hal yang wajib dan memang seharusnya dilakukan oleh semua manusia. Sedangkan anak bungsu yang mempunyai dada yang lapang dan mau memaafkan musuhnya, malahan menolong musuhnya, hati nuraninya menyuruh dia tidak melakukan hal yang jahat, malahan bisa melakukan perbuatan baik yang tidak semua orang bisa lakukan, terlihat dari sini dia melupakan seorang yang bisa menjadi panutan bagi orang lain.
Semoga bermanfaat
berkorban itu indah
Musim hujan sudah berlangsung dua bulan sehingga di mana-mana pepohonan nampak menghijau. Seekor ulat menyeruak di antara daun-daun hijau yang bergoyang-goyang diterpa angin.
“Apa kabar daun hijau, ”katanya.Tersentak daun hijau menoleh ke arah suara yang datang. “Oo, kamu ulat. Badanmu kelihatan kurus dan kecil, mengapa?”tanya daun hijau. “Aku hampir tidak mendapatkan dedaunan untuk makananku.Bisakah engkau membantuku sobat?”kata ulat kecil.
“Tentu…tentu…mendekatlah kemari.” Daun hijau berpikir, ”jika aku memberikan sedikit dari tubuhku ini untuk makanan si ulat, aku akan tetap hijau. Hanya saja aku akan kelihatan berlobang2.Tapi tak apalah. ”
Perlahan-lahan ulat menggerakkan tubuhnya menuju daun hijau. Setelah makan dengan kenyang, ulat berterima kasih kepada daun hijau yang telah merelakan bagian tubuhnya menjadi makanan si ulat. Ketika ulat mengucapkan terima kasih kepada sahabat yang penuh kasih dan pengorbanan itu, ada rasa puas di dalam diri daun hijau.
Sekalipun tubuhnya kini berlobang di sana-sini namun ia bahagia bisa melakukan sesuatu bagi ulat kecil yang lapar. Tidak lama berselang ketika musim panas datang daun hijau menjadi kering dan berubah warna. Akhirnya ia jatuh ke tanah, disapu orang dan dibakar.
Apa yang terlalu berarti di hidup kita sehingga kita enggan berkorban sedikit saja bagi sesama? Tokh akhirnya semua yang ada akan binasa. Daun hijau yang baik mewakili orang2 yang masih mempunyai ” hati ” bagi sesamanya. Yang tidak menutup mata ketika sesamanya dalam kesulitan. Yang tidak membelakangi dan seolah tidak mendengar ketika sesamanya berteriak minta tolong. Ia rela melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain dan sejenak mengabaikan kepentingan diri sendiri.
Merelakan kesenangan dan kepentingan diri sendiri bagi sesama memang tidak mudah, tetapi indah. Ketika berkorban, diri kita sendiri menjadi seperti daun hijau yang berlobang namun itu sebenarnya tidak mempengaruhi hidup kita. kita akan tetap hijau, Allah akan tetap memberkati dan memelihara kita. Bagi “daun hijau”, berkorban merupakan suatu hal yang mengesankan dan terasa indah serta memuaskan. Dia bahagia melihat sesamanya bisa tersenyum karena pengorbanan yang ia lakukan. Ia juga melakukannya karena menyadari bahwa ia tidak akan selamanya tinggal sebagai “daun hijau”. Suatu hari ia akan kering dan jatuh.
Demikianlah kehidupan kita, hidup ini hanya sementara kemudian kita akan mati. Itu sebabnya isilah hidup ini dengan perbuatan2 baik ;kasih; pengorbanan ; pengertian ;kesetiaan ; kesabaran dan kerendahan hati.
Jadikanlah berkorban itu sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membawa sukaciti tersendiri bagi anda. Dalam banyak hal kita bisa berkorban. Mendahulukan kepentingan sesama, melakukan sesuatu bagi mereka, memberikan apa yang kita punyai dan masih banyak lagi pengorbanan yang bisa kita lakukan.
Yang mana yang sering kita lakukan? jadi ulat kecil yang menerima kabaikan orang atau manjadi “daun hijau” yang senang memberi?
Ingatkah kita pada perempuan miskin yang di tengah ketidakpunyaannya justru ia memberi semua yang dipunyainya ? Ingatkah kita akan ” lebih baik memberi daripada menerima ”
Sudahkah pernah anda rasakan kesenangan yang “daun hijau” rasakan pada saat ia memberi daunnya untuk si ulat kecil?
Bisakah anda bedakan rasa yang akan anda rasakan bila: anda punya, maka anda memberi dan anda tidak punya, tetapi anda memberi ??? anda punya dan memberi……itu sudah biasa, sudah umumnya, sudah tidak heran…tapi anda tidak punya, justru anda memberi lebih…. itu luar biasa, ……………. itu sungguh aneh bagi orang, itulah KASIH….
“Apa kabar daun hijau, ”katanya.Tersentak daun hijau menoleh ke arah suara yang datang. “Oo, kamu ulat. Badanmu kelihatan kurus dan kecil, mengapa?”tanya daun hijau. “Aku hampir tidak mendapatkan dedaunan untuk makananku.Bisakah engkau membantuku sobat?”kata ulat kecil.
“Tentu…tentu…mendekatlah kemari.” Daun hijau berpikir, ”jika aku memberikan sedikit dari tubuhku ini untuk makanan si ulat, aku akan tetap hijau. Hanya saja aku akan kelihatan berlobang2.Tapi tak apalah. ”
Perlahan-lahan ulat menggerakkan tubuhnya menuju daun hijau. Setelah makan dengan kenyang, ulat berterima kasih kepada daun hijau yang telah merelakan bagian tubuhnya menjadi makanan si ulat. Ketika ulat mengucapkan terima kasih kepada sahabat yang penuh kasih dan pengorbanan itu, ada rasa puas di dalam diri daun hijau.
Sekalipun tubuhnya kini berlobang di sana-sini namun ia bahagia bisa melakukan sesuatu bagi ulat kecil yang lapar. Tidak lama berselang ketika musim panas datang daun hijau menjadi kering dan berubah warna. Akhirnya ia jatuh ke tanah, disapu orang dan dibakar.
Apa yang terlalu berarti di hidup kita sehingga kita enggan berkorban sedikit saja bagi sesama? Tokh akhirnya semua yang ada akan binasa. Daun hijau yang baik mewakili orang2 yang masih mempunyai ” hati ” bagi sesamanya. Yang tidak menutup mata ketika sesamanya dalam kesulitan. Yang tidak membelakangi dan seolah tidak mendengar ketika sesamanya berteriak minta tolong. Ia rela melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain dan sejenak mengabaikan kepentingan diri sendiri.
Merelakan kesenangan dan kepentingan diri sendiri bagi sesama memang tidak mudah, tetapi indah. Ketika berkorban, diri kita sendiri menjadi seperti daun hijau yang berlobang namun itu sebenarnya tidak mempengaruhi hidup kita. kita akan tetap hijau, Allah akan tetap memberkati dan memelihara kita. Bagi “daun hijau”, berkorban merupakan suatu hal yang mengesankan dan terasa indah serta memuaskan. Dia bahagia melihat sesamanya bisa tersenyum karena pengorbanan yang ia lakukan. Ia juga melakukannya karena menyadari bahwa ia tidak akan selamanya tinggal sebagai “daun hijau”. Suatu hari ia akan kering dan jatuh.
Demikianlah kehidupan kita, hidup ini hanya sementara kemudian kita akan mati. Itu sebabnya isilah hidup ini dengan perbuatan2 baik ;kasih; pengorbanan ; pengertian ;kesetiaan ; kesabaran dan kerendahan hati.
Jadikanlah berkorban itu sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membawa sukaciti tersendiri bagi anda. Dalam banyak hal kita bisa berkorban. Mendahulukan kepentingan sesama, melakukan sesuatu bagi mereka, memberikan apa yang kita punyai dan masih banyak lagi pengorbanan yang bisa kita lakukan.
Yang mana yang sering kita lakukan? jadi ulat kecil yang menerima kabaikan orang atau manjadi “daun hijau” yang senang memberi?
Ingatkah kita pada perempuan miskin yang di tengah ketidakpunyaannya justru ia memberi semua yang dipunyainya ? Ingatkah kita akan ” lebih baik memberi daripada menerima ”
Sudahkah pernah anda rasakan kesenangan yang “daun hijau” rasakan pada saat ia memberi daunnya untuk si ulat kecil?
Bisakah anda bedakan rasa yang akan anda rasakan bila: anda punya, maka anda memberi dan anda tidak punya, tetapi anda memberi ??? anda punya dan memberi……itu sudah biasa, sudah umumnya, sudah tidak heran…tapi anda tidak punya, justru anda memberi lebih…. itu luar biasa, ……………. itu sungguh aneh bagi orang, itulah KASIH….
Jumat, 28 Januari 2011
jogja istimewa
jogja jogja tetap istimewa, istimewa negrinya istimewa orangnya
jogja jogja tetap istimewa, jogja istimewa untuk indonesia
text diatas adalah reff dari lagu jogja istimewa yang di bawakan oleh penyayi hip hop jawa yang terdapat di jogjakarta, dengan iringan musik seperti iringan prajurit kraton jogja, lagu tersebut sangat menyentuh hati untuk kita bersemangat untuk mendukung penetapan di jogjakarta tercinta ini . . . bnyak masyarakat yang suka dengan lagu tersebut . . . .personil yang membawakan lagu jogja istimewa tersebut bahkan pernah di undang oleh salah satu acara televisi favorit yaitu kick candy (metro tv) . . . . . . . . jogja tetap istimewa
jogja jogja tetap istimewa, jogja istimewa untuk indonesia
text diatas adalah reff dari lagu jogja istimewa yang di bawakan oleh penyayi hip hop jawa yang terdapat di jogjakarta, dengan iringan musik seperti iringan prajurit kraton jogja, lagu tersebut sangat menyentuh hati untuk kita bersemangat untuk mendukung penetapan di jogjakarta tercinta ini . . . bnyak masyarakat yang suka dengan lagu tersebut . . . .personil yang membawakan lagu jogja istimewa tersebut bahkan pernah di undang oleh salah satu acara televisi favorit yaitu kick candy (metro tv) . . . . . . . . jogja tetap istimewa
Langganan:
Postingan (Atom)